Serambi Indonesia - GeoKita | Lhokseumawe – Saham Pemerintah Aceh di PT Perta Arun Gas (PAG) Lhokseumawe sampai saat ini belum jelas, walaupun anak perusahaan Pertamina tersebut sudah mulai memasok liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair dari PT Tangguh, Papua, untuk diolah menjadi gas kembali dalam proyek regasifikasi di bekas kilang PT Arun NGL Co, Kamis (19/2).
Presiden Direktur PT PAG, Teuku Khaidir, mengakui beberapa waktu lalu memang sudah ada memorandum of understanding (MoU) antara Pemerintah Aceh dengan Pertamina terkait pembagian saham di perusahaan yang akan melakukan regasifikasi tersebut. Skemanya, Pemerintah Aceh mendapat saham 30 persen, sedangkan Pertamina Gas (Pertagas) 70 persen.
Namun begitu, diakuinya MoU antara Pertamina dengan Pemerintah Aceh sampai kini belum direalisasikan. Sehingga sampai kini saham PAG masih milik Pertagas 90 persen dan Pertagas Niaga 10 persen. Apa sebab Pemerintah Aceh belum mengambil saham di PAG, Teuku Khaidir pun tak bisa memastikannya, karena itu tergantung kesiapan pihak Pemerintah Aceh.
“Tapi pada dasarnya kami selalu terbuka, kapan saja Pemerintah Aceh siap untuk memberikan saham di perusahaan ini,” ujarnya di sela-sela acara syukuran dan doa bersama sehubungan dengan kedatangan LNG pertama dari PT Tangguh di Pelabuhan Blang Lancang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Disinggung berapa dana yang harus disediakan Pemerintah Aceh jika ingin memiliki 30 persen saham PAG, Teuku Khaidir menjelaskan, dana yang sudah diinvestasi untuk proyek ini mencapai 1 triliun rupiah lebih. Namun itu belum selesai, karena masih ada beberapa pekerjaan dalam tahap penyelesaian. “Jadi, nantinya tinggal dihitung saja berapa dana yang harus disediakan untuk 30 persen saham Pemerintah Aceh,” kata Teuku Khaidir.
Dia uraikanya juga bahwa bisnis yang dilakukan PAG di Lhokseumawe ini nantinya bukan hanya untuk mengolah LNG menjadi gas kembali, tapi juga bisa digunakan oleh pihak luar untuk menyimpan LNG. “Jadi, nantinya akan ada dua tangki yang kita sediakan bila ada pihak luar yang ingin menyimpan LNG dan mengambil kembali dalam bentuk LNG di tempat kita. Walaupun untuk kesiapan proyek penyimpanan LNG ini masih dalam tahap pengerjaan dan kita targetkan akan rampung pada tahun ini,” jelasnya.
Adapun jumlah pasokan LNG pada tahun 2015 ini ke PAG, sesuai dengan rencana awal, sebanyak 14 kapal dari Tangguh dan Bontang, namun itu bisa saja bertambah sesuai dengan kebutuhan.
“Sementara ini gas yang masuk ke kami akan dipasok ke PLN di Sumatera Utara melalui pipanisasi dan ke depan bisa juga untuk industri lainnya yang memang nantinya akan bekerja sama dengan PAG,” ujarnya.
Dia tambahkan, dengan kehadiran PAG tentunya membuka peluang besar bagi lahirnya kawasan-kawasan industri di Aceh. Karenanya, Teuku Khaidir berharap, kehadiran PAG haruslah dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai pihak di Aceh. “Jangan hanya dimanfaatkan oleh orang jauh saja, tapi mestinya juga bisa dimanfaatkan oleh industri-industri di Aceh,” kata Teuku Khaidir.
0 Response to "Gas Mulai Dipasok, Saham Aceh di PAG belum Jelas"
Post a Comment