Giok Aceh, Batu Primadona Yang Langka

Photo : Kompas.com/Raja Umar

Bisnis.com - Geokita | Jakarta - Penemuan 20 ton batu Giok Aceh membuat geger penduduk serta penggemar batu mulia dan batu akik di seluruh Indonesia. Giok raksasa itupun dikabarkan menjadi perebutan antarwarga di Aceh. Pemerintah Daerah pun mau tidak mau harus turun tangan mengurus penemuan batu giok Aceh raksasa itu.


Menurut penelusuran kantor berita Antara Aceh, tim terpadu Pemda berhasil berhasil mengeksekusi serta mengangkat lima ton batu giok Aceh yang selama ini diperebutkan warga di Kreung Isep Pante Ara, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.

“Memasuki hari ke empat sudah ada sekitar lima ton yang berhasil dibelah dan diambil, saat ini yang dieksekusi sudah diamankan dalam gudang rumah ketua DPRK Nagan Raya,”kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya Samsul Kamal di Jeuram, Rabu (25/2/2015).

Seluruh belahan dari bongkahan batu giok Aceh yang ditawar puluhan miliar rupiah tersebut, menurut rencana, diamankan sementara dalam gudang rumah Ketua DPRK Nagan Raya Hj Kelimah yang merupakan istri bupati Nagan Raya T. Zulkarnaini.

Rencana eksekusi batu lumut Aceh mengandung jenis Solar dan Indocress tersebut sudah lebih sepekan terakhir, akan tetapi tim selama ini terkendala oleh suasana yang belum begitu kondusif karena tarik ulur kepemilikan oleh masyarakat pedalaman.

“Jenis yang kita temukan seperti Solar dan Indocress, pengamana oleh TNI Polri masih terus dilakukan sampai tuntas, karena dalam eksekusi ini kita melibatkan semua pihak,” imbuhnya.

Batu giok aceh merupakan batu terindah di dunia dalam kurun waktu 20 tahun ke depan akan terus dicari sehingga harganya masih tetap tinggi, Begitulah yang diyakini oleh AB Hamdi, pengusaha batu mulia di pusat batu mulia Rawabening, Jakarta.

Pernyataan itu sudah disampaikan Hamdi tahun lalu tepatnya September 2014. "Selama 24 tahun berbisnis batu mulia saya belum pernah melihat batu seindah giok Aceh," kata Hamdi, dalam Dialog Kopi Gayo dan Giok Aceh, di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (11/9/2014).

Menurut Hamdi, Giok Aceh mempunyai ciri khas, jika dipegang terasa dingin, berbeda dengan batu mulia dari Garut dan batu bacan yang tidak dingin tapi memiliki kelebihan warna yang indah.

Batu mulia asal Aceh seperti giok Aceh dan batu lumut Aceh atau indocrase saat ini mulai dilirik dan menjadi incaran serta harganya juga cukup tinggi. Salah satu daerah penghasil giok (nephrite jade), yaitu di Kabupaten Nagan Raya dan Sungai Lumut, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.

Harga batu mulia tersebut bervariasi mulai dari Rp500 ribu hingga jutaan rupiah per kilogram dalam bentuk barang mentah atau batu yang belum digosok.

Hamdi mengatakan selama 20 tahun ke depan batu giok Aceh akan terus dicari sehingga harganya masih tetap tinggi. “Bagi penggemar batu lebih baik beli sekarang sebab harganya masih murah karena giok Aceh akan terus booming dan dicari terutama oleh Tiongkok untuk dibuat patung dan harganya bisa sampai ratusan juta rupiah.”

Menurut dia, sejak lama batu mulia dari Indonesia sudah menjadi primadona namun kurang diekspos sehingga tidak dikenal bahkan ada yang menggunakan nama dari negara lain seperti batu Taiwan.

DIBAWA KE LUAR NEGERI

Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (Gapba) menyebutkan tidak kurang dari 100 ton batu jenis Giok asal Kabupaten Nagan Raya provinsi itu telah dipasarkan ke berbagai kota di Indonesia termasuk luar negeri seperti Jerman, Korea dan Meksiko.

“Kami tidak mau identitas batu Giok Aceh itu akan hilang. Karena itu kami berharap pemerintah bisa mengeluarkan aturan untuk membatasi eksploitasi batu giok tersebut,” kata Ketua DPP Gapba Nasrul Sufi di Banda Aceh, Senin (11/2/2014).

Artinya, dia menjelaskan Pemerintah Aceh serta kabupaten dan kota di provinsi ini bisa membuat qanun (Perda) tentang pembatasan eksploitasi batu giok agar tidak dilakukan dalam jumlah besar.

"Temuan batu jenis giok sebagai salah satu potensi alam Aceh itu agar bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan mengatasi pengangguran di Aceh. Jadi perlu pengaturan, misalnya dari batu giok itu bisa tumbuh banyaknya perajin di kampung-kampung," katanya menambahkan.

Selain itu, Gapba mengusulkan kedepan batu Giok asal Aceh itu tidak dibawa ke luar daerah ini dalam bentuk bungkahan besar, tapi minimal produk setengah jadi sehingga masyarakat lebih diuntungkan dan disejahterakan dari potensi alam daerahnya.

Pemerintah melalui Dinas Pertambangan dan Energi Aceh diminta juga ikut mengawasi para petualang luar negeri yang sering melakukan perjalanan ke hutan-hutan seperti kawasan Nagan Raya dan Aceh Tengah untuk mencari batu permata di daerah itu, kata Nasrul Sufi.

“Ada laporan para broker luar negeri, masuk ke kawasan tambang batu Giok dari Nagan Raya, kemudian keluar melalui Aceh Tenggara yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara,” kata dia.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Giok Aceh, Batu Primadona Yang Langka"

Post a Comment