GEOKITA.COM, SRAGEN -- Pemerintah Kabupaten Sragen, Jateng, 'miskin' guru. Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan setempat, saat ini daerah berjuluk Bumi Sukowati itu, masih kekurangan 1.321 guru.
Menurut Kepala Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (Kabid PTK) Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, Sunari, Jum'at (7/8) mengatakan dari kekurangan guru 1.321 orang, paling banyak dibutuhkan adalah guru SD. Rinciannya, 1.183 guru SD, 66 guru SMP, dan 72 guru SMK.
"Kekurangan tenaga pendidik yang paling banyak guru SD. Ini untuk formasi guru kelas dan guru agama. Saat ini, kekurangan tersebut diisi guru WB (Wiyati Bhakti) atau guru kontrak. Mereka sudah mengabdi selama bertahun-tahun juga belum diangkat menjadi PNS," kata dia.
Ironisnya, berdasar pengumuman Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi lowongan formasi perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS), pendaftaran 11-24 Agustus, kuota yang diterima Pemkab Sragen hanya 30 kursi. Sehingga dikhawatirkan krisis tenaga kependidikan semakin parah.
Untuk mensiasati minimnya jumlah guru dinsini, Sunari, mengatakan, Dinas Pendidikan akhirnya menempuh kebijakan rangkap tugas. Seperti, kepala sekolah juga diberi tugas mengajar. Sebagian besar pengajar diisi guru WB atau kontrak.
Nasib sama dialami Pemkab Wonogiri. Usulan menambah 1.500 PNS tahun ini, akhirnya pupus juga. Sebab, pemerintah pusat hanya menyetujui rekrutmen 30 PNS baru. Itupun untuk formasi tenaga teknis dan tenaga medis saja. Sementara lowongan tenaga pendidik dan guru tak ada sama sekali.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Wonogiri, Rumanti Permanandyah, membenarnya kuota yang diterima hanyha 30 CPNS baru. ''Kami mengajukan permohonan rekrutmen 1.500 CPNS, tapi hanya disetujui 30 formasi saja,'' katanya.
sumber : republika
Menurut Kepala Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (Kabid PTK) Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, Sunari, Jum'at (7/8) mengatakan dari kekurangan guru 1.321 orang, paling banyak dibutuhkan adalah guru SD. Rinciannya, 1.183 guru SD, 66 guru SMP, dan 72 guru SMK.
"Kekurangan tenaga pendidik yang paling banyak guru SD. Ini untuk formasi guru kelas dan guru agama. Saat ini, kekurangan tersebut diisi guru WB (Wiyati Bhakti) atau guru kontrak. Mereka sudah mengabdi selama bertahun-tahun juga belum diangkat menjadi PNS," kata dia.
Ironisnya, berdasar pengumuman Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi lowongan formasi perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS), pendaftaran 11-24 Agustus, kuota yang diterima Pemkab Sragen hanya 30 kursi. Sehingga dikhawatirkan krisis tenaga kependidikan semakin parah.
Untuk mensiasati minimnya jumlah guru dinsini, Sunari, mengatakan, Dinas Pendidikan akhirnya menempuh kebijakan rangkap tugas. Seperti, kepala sekolah juga diberi tugas mengajar. Sebagian besar pengajar diisi guru WB atau kontrak.
Nasib sama dialami Pemkab Wonogiri. Usulan menambah 1.500 PNS tahun ini, akhirnya pupus juga. Sebab, pemerintah pusat hanya menyetujui rekrutmen 30 PNS baru. Itupun untuk formasi tenaga teknis dan tenaga medis saja. Sementara lowongan tenaga pendidik dan guru tak ada sama sekali.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Wonogiri, Rumanti Permanandyah, membenarnya kuota yang diterima hanyha 30 CPNS baru. ''Kami mengajukan permohonan rekrutmen 1.500 CPNS, tapi hanya disetujui 30 formasi saja,'' katanya.
sumber : republika
0 Response to "Sragen dan Wonogiri Miskin Guru SD "
Post a Comment